Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Mie Goreng Sambal Matah Kasih Sayang

Gambar
Masih belum bisa move on dari Indomie Goreng Sambal Matah. Yang membuat rasanya lebih spesial adalah sarapan pagi ini dibuat oleh Mas Abi. "Abi mau nggak bikinin Bunda mie goreng pagi ini." (Kalaupun nggak mau, nggak akan memaksa) tapi ternyata dia menjawab mau dan langsung beranjak ke dapur tanpa ditunda-tunda. Minggu lalu, waktu dia memasak mie gorengnya sendiri karena aku sakit masih beranggapan karena terpaksa. Tapi hari ini, aku melihatnya memasakkan mie goreng untukku dengan senang hati. Bahkan saat bentuk masakannya tidak sempurna dia minta maaf padaku. "Maaf ya Bun, kuning telurnya bunda pecah waktu mengaduk mie tadi" "Nggak apa-apa Mas Abi, kan rasa telurnya nggak berubah, masih enak." Yes, you're  pre-teen now. Masa dimana kata "tolong" lebih berharga dibandingkan dengan sebuah perintah. Masa dimana dirimu ingin merasa dihargai karena karyamu. Dan bukan dicemooh karena ketidakmampuanmu akan sesuatu. Masa dimana anc

Hamparan Bunga Kuning

Mau cerita sedikit tentang bunga kuning. Waktu masih belia yaa sebutlah usia-usia awal remaja, senang sekali membaca cerita. Entah cerita pendek, atau novelet yang ada di majalah-majalah. Suatu hari, aku membaca cerpen, sampai sekarang judulnya juga lupa. Dalam cerpen itu diceritakan perjalanan tokoh wanitanya berjalan ke perbukitan dan menemukan hamparan bunga kuning dan berbaring di atasnya. Jadi sejak saat itu bertaburanlah khayalanku tentang hamparan bunga kuning. Pernah sampai memimpikan berlari-lari diantara hamparan bunga kuning. Sempat bikin puisi yang sekarang entah dimana.  Yang nggak disangka-sangka beberapa tahun yang lalu aku menemukan hamparan bunga kuning. Bukan di tempat tersembunyi. Tapi di salah satu sudut kampus IUJ (International University of Japan) yang berlokasi di Perfecture of Niigata, tepatnya di Minami Uonuma-Shi. Tapi jangankan berbaring, baru melihatnya saja perasaan sudah campur aduk antara senang dan takut. Senang karena akhirnya menemukan hampara

Sticker vs Flyer

Gambar
Sticker di pintu kamar Entah kenapa dari dulu aku nggak pernah terlalu excited sama flyer promo. Ada yang kurang, selain kepikiran akhir yang di buang begitu saja, bahkan sebelum sempat dibaca. Sayang rasanya melihat kertas-kertas yang terbuang begitu saja. Waktu di Tokyo beberapa tahun yang lalu aku banyak melihat beberapa perusahaan berpromosi memperkenalkan produknya di jalan tanpa flyer. Mereka membuat merchandise yang fungsinya sama dengan flyer tapi tetap bisa di gunakan. Pernah beberapa kali mendapatkan kipas, tissue pada saat musim panas. Bahkan dengar-dengar saat musim gugur ada yang membagikan payung. Tapi memang untuk keperluan promosi tetap saja flyer sering digunakan karena lebih ekonomis.   Tapi sebenarnya daripada flyer aku lebih memilih sticker. Karena jarang orang membuang sticker sebelum di tempel di suatu tempat. Dan paling tidak, bisa dibagikan ke anak-anak. Karena memang tempel-menempel adalah salah satu kesenangan mereka. Walaupun ada juga ana

Musium Textil : Workshop Sarung Bantal Quilting

Gambar
Terletak di dekat pusat perbelanjaan Tanah Abang, tempat yang baru 3 kali selama puluhan tahun tinggal di Jakarta. Jadilah sehari sebelum hari-H berusaha menyusuri Google Map dengan tujuan Museum Textile. Flashback seminggu yang lalu ketika mendapatkan email konfirmasi dari "Kriya Indonesia" bukan main senangnya. Bersyukur masih mendapatkan kesempatan belajar teknik menjahit Quilting bersama teman-teman blogger. Sedang belajar on time, alhamdulillah bisa berangkat dari rumah sesuai jadwal jam 7 pagi. Walaupun, rangkaian acara ini dimulai pada pukul 08.30. Karena ada beberapa jalan menuju lokasi workshop yang belum familiar, aku memutuskan datang lebih Awal. Dan ternyata teman-teman panitia juga sudah menyiapkan segala sesuatunya dengan baik. Bahkan Pendaftaran peserta tepat dimulai pukul 8.30 sesuai yang tertera di jadwal. Kalau begini ingat pengalaman on time di Jepang. Pendaftaran Ulang yang on time Even Quilt workshop kali ini di sponsori oleh Mesin Jahit B

Tentang Rezeki

Mendapat rezeki berupa ilmu itu bahagia sekali. Seperti kejadian beberapa hari yang lalu, alhamdulillah bersyukur mendapatkan  ilmu yang bisa di share. Karena sesuatu dan lain hal yang boleh dibilang kesalahpahaman akhirnya sempat datang ke ta'lim  mendengarkan Taushiyah dari ustadzah kesayangan Iin Abdullah. Meski terlambat, tapi senang masih bisa mendengarkan penjelasan tentang 5 tingkatan rezeki. Yang pertama rezeki yang Allah berikan kepada semua makhluk hidup. Rezeki yang diberikan Allah tanpa perlu dicari. Yang kedua rezeki yang Allah berikan kepada makhluk yang yang berikhtiar/usaha. Sebut saja singa yang hanya duduk-duduk saja akan berbeda nasibnya dengan singa yang berburu makanan. Ketiga rezeki yang Allah berikan kepada manusia yang bersyukur. Seperti yang dijanjikan Allah dalam Qalam-Nya di Surat Ibrahim ayat 7. "Ingatlah, ketika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, pasti azab-Ku sangat pedih. Kee