Mie Goreng Sambal Matah Kasih Sayang

Masih belum bisa move on dari Indomie Goreng Sambal Matah. Yang membuat rasanya lebih spesial adalah sarapan pagi ini dibuat oleh Mas Abi.

"Abi mau nggak bikinin Bunda mie goreng pagi ini." (Kalaupun nggak mau, nggak akan memaksa) tapi ternyata dia menjawab mau dan langsung beranjak ke dapur tanpa ditunda-tunda.

Minggu lalu, waktu dia memasak mie gorengnya sendiri karena aku sakit masih beranggapan karena terpaksa. Tapi hari ini, aku melihatnya memasakkan mie goreng untukku dengan senang hati. Bahkan saat bentuk masakannya tidak sempurna dia minta maaf padaku.

"Maaf ya Bun, kuning telurnya bunda pecah waktu mengaduk mie tadi"

"Nggak apa-apa Mas Abi, kan rasa telurnya nggak berubah, masih enak."

Yes, you're  pre-teen now.

Masa dimana kata "tolong" lebih berharga dibandingkan dengan sebuah perintah.

Masa dimana dirimu ingin merasa dihargai karena karyamu. Dan bukan dicemooh karena ketidakmampuanmu akan sesuatu.

Masa dimana ancaman "nanti kalau nakal bunda tinggal lho" sudah nggak mempan lagi.

Masa dimana hatimu bisa kesal saat bunda memperlakukanmu seperti "pesuruh" yang bergerak seperti robot tanpa henti.

Masa dimana kamu sudah bisa membantah kecerewetan bunda yang membuatmu merasa tidak nyaman

Tapi satu yang bunda tahu, jauh di dalam sana. Ada hati yang bersih menanti digoreskan oleh pena tentang hal-hal yang baik. Dan bunda masih ingin jadi salah satu pena itu anakku sayang.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sky World Taman Among Putro @ TMII

The Miracle of North Maluku Sea