Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

Membaca buku bersama Mas Abi : Keajaiban Penciptaan

Gambar
Setelah sekian lama beli buku ini, tadi pagi sempat kepikiran mau bacain buku ini ke Mas Abi. Alhamdulillah pagi ini, dia mau dibangunin jam 4 pagi tanpa protes. Langsung shalat tahajjud 2 rakaat. Sambil menunggu adzan shubuh, akupun mengambil seri satu ensiklopedia mukjizat ilmiah alqur'an. Karena bacaannya banyak aq fokus hanya menjelaskan bagian-bagian bergambar. Buku pertama ini berkisah tentang keajaiban penciptaan. Karena berkaitan tentang proses kehidupan jadilah, obrolan berlanjut dengan perbedaan jenis kelamin, kemudian bagaimana manusia bisa lahir. Dan lama-lama mulai deg-degan jelasinnya. Akhirnya menguatkan diri menjelaskan proses akil baligh. Bagaimana harus bersikap dan bermain terhadap lawan jenis, bagaimana harus mawas diri terhadap orang-orang di sekitar. Perzinahan dan bahayanya. Yang sempat takjub waktu aku bercerita tentang orang yang berhubungan sesama jenis, dia langsung bilang ooh, yang ada di kisah Nabi Luth ya Bun? Duh senangnya berarti cerita-cerita itu

Kereta vs Kelinci, Doodle version

Gambar
Masih belum bosen sama doodles. Memang sejak berkenalan dengan doodles, ada aja waktu untuk gambar. Kalau lihat kertas sama alat tulis bawaannya pengen orat-oret. Pernah satu hari Mas Abi ditanya ayah, "Mas, Bunda lagi ngapain?" "Paling lagi gambar doodle Yah. " Abi nggak di ajarin gambar doodles di tempat les?" "Kalau Abi di tempat les diajarinnya gambar yang bagus-bagus lah" "Lho kan gambarnya bunda juga bagus." "Ya ampun yah gambar doodles itu buat coret-coretan untuk ngilangin setress. " Jadi pengen ketawa, memang ternyata harus hati-hati ternyata kalau bicara sama anak-anak. Jadi bisa salah persepsi. Kayaknya bunda nggak se-desperates itu deh. Hari ini bikin kumpulan kotak-kotak beemotif yang disusun. Niatnya sih bikin lokomotif kereta api. Tapi waktu nanya Mas Abi kira-kira ini gambar apa katanya gambar kelinci. Have a nice day...

Sehari di stasiun Bogor 3 : Doodles...Doodles... Doodles...

Gambar
Doodles... ini yang bikin aku pagi-pagi terdampar di Bogor. Perkenalan dengan Teh Tanti Amelia (pakar doodles) di salah satu sosmed membuat aku melihat lagi jauuh ke belakang. Tapi kilas baliknya kapan-kapan aja yaa diceritain. Karena hari ini mau cerita tentang doodles dan kereta api yang sudah tertunda lamaa... hehee.. Sumber : FB Tanti Amelia Even workshop "Doodles Kereta" ini di sponsori oleh "STABILO". Nah tentang merk stabilo ini pasti sudah pada tahu. Itu lho yang produknya sering kita pakai untuk memberi tanda poin-poin penting di buku panduan belajar istilah kerennya "textbook". Saking terkenalnya merk stabilo ini sampai-sampai ada warna yang dinamai hijau stabilo. Dimulai dengan sepatah dua patah kata pembukaan oleh Kepala DAOP 1 Bogor atau sebetulnya boleh dibilang curhat beliau tentang kondisi perkereta apian terkini. Bagaimana beliau bercerita tentang berbagai perbaikan di segala sisi yang pastinya berusaha memuaskan para costumer deng

Sampah dan Melempar

Gambar
Jadi obrolan pagi ini topiknya tentang sampah dan lempar melempar. Gara-gara ada yang gerah ngeliat bapak-bapak lagi sama anaknya dengan santainya buang botol minuman ke tengah jalan. Iyaa... dilempar ke tengah jalan. Bukan sekedar ditaruh di pinggir jalan. Dan yang melempar botol itu bapaknya lho. Mungkin, mungkin yaa...  bapak itu penasaran. Seperti anak balita yang "curious" saat melihat aneka mainan yang dilempar. Mainan berbentuk bulat dan kotak akan berbeda pantulannya. Mainan dari plastik akan berbeda suara saat menyentuh lantai apalagi kalau menyentuh meja kaca. Dan anak-anak balita itu tidak pernah berpikir efek yang berbahaya jika mainan-mainan itu dilempar. Mereka hanya berfikir mengasyikan jika bisa melihat arah pantul atau mendengar suara yang berbeda. Tidak pernah berfikir ada efek lain yang sampai level berbahaya dibalik semua lemparan-lemparan itu. Karena yang biasanya berteriak marah ketika mainan-mainan itu dilempar adalah kita orang dewasa yang sudah

Doodles and Kids

Gambar
Menggambar di samping anak-anak itu hmmm... sepertinya harus bertema yaa... dan yang paling asyik adalah saat-saat mereka menterjemahkan gambar kita. Bagas : Bude mau gambar apa? Me : Gambar apa yaa? Gimana kalau angka satu? (Lanjut gambar) Bagas : Waah, angka satunya punya sayap Me : Oh, iya yaa ada sayapnya. (Padahal niatnya gambar daun 3 helai) Abi : Itu sayap ya Bun? Abi kira gambar timun. Me : Haah, timun yaa? Bagas : iyaa betul- betul itu kayak timun. Me : (oke guys... let's play our imagination)

Pertunjukan Multitasking

Suatu sore saat duduk menunggu , Alhamdulillah, sepertinya dalam pengelihatanku banyak orderan yang diterima abang penjual martabak. Dua calon martabak manis meletup-letup di loyang. Sementara kedua tangan Si Abang penjual martabak berpacu dengan pisau mengiris martabak manis yang sudah matang. Pembeli masih  berdatangan, memesan  sesuai keinginan. Selesai dengan martabak manis, dengan cekatan dua tangan itu mencampur adonan isi martabak telur. Memipihkan, melebarkan adonan kulit, untuk kemudian di goreng di permukaan wajan datar yang panas. Dituangnya adonan isi dan dilipat menjadi segiempat. Sementara di loyang martabak manis, terlihat lubang-lubang kecil di permukaan. Dengan segera tangan cekatan itu menaburkan gula. Begitu seterusnya karena orderan-demi orderan datang bahkan sampai kami pulang. Pertunjukan "multitasking" yang luar biasa.. kerjasama indra pendengaran yang diteruskan ke otak. Disimpan sementara , untuk kemudian di teruskan ke tangan-tangan cekatan, in

Sehari di Bogor 2 : Stasiun Bogor

Ada yang berbeda di Stasiun Bogor, bagi yang pernah singgah beberapa tahun lalu dan sekarang. Tampilan luarnya rapi, dan yang paling signifikan adalah pintu masuknya. Kalau sebelum "reformasi" lokasi pintu menghadap ke pasar anyar yang tidak terlihat dari luar karena tertutupi pedagang kaki lima. Jangankan pintu, kalau lewat jalan tersebut dan tidak memperhatikan baik-baik kita tidak akan tahu kalau di lokasi tersebut ada stasiun Bogor. Padahal Stasiun tersebut termasuk stasiun utama kereta Jakarta Bogor. Walaupun pintu masuknya sekarang tetap kasat mata, alias berupa tangga yang terintegrasi dengan penyebrangan jalan dan di sekeliling stasiun masih banyak terdapat pedagang kaki lima, lebih rapi adalah kata yang bisa diucapkan. Bahkan untuk area dalam stasiun, meski meski sederhana tampak rapi dan bersih dengan loket manual dan mesin-mesin yang berjejer di sampingnya. Pintu masuk elektronik mrnuju peron, mengingatkanku saat memasuki stasiun-stasiun di kota Tokyo, Singapore