Sehari di Bogor 2 : Stasiun Bogor

Ada yang berbeda di Stasiun Bogor, bagi yang pernah singgah beberapa tahun lalu dan sekarang. Tampilan luarnya rapi, dan yang paling signifikan adalah pintu masuknya. Kalau sebelum "reformasi" lokasi pintu menghadap ke pasar anyar yang tidak terlihat dari luar karena tertutupi pedagang kaki lima. Jangankan pintu, kalau lewat jalan tersebut dan tidak memperhatikan baik-baik kita tidak akan tahu kalau di lokasi tersebut ada stasiun Bogor. Padahal Stasiun tersebut termasuk stasiun utama kereta Jakarta Bogor.
Walaupun pintu masuknya sekarang tetap kasat mata, alias berupa tangga yang terintegrasi dengan penyebrangan jalan dan di sekeliling stasiun masih banyak terdapat pedagang kaki lima, lebih rapi adalah kata yang bisa diucapkan.

Bahkan untuk area dalam stasiun, meski meski sederhana tampak rapi dan bersih dengan loket manual dan mesin-mesin yang berjejer di sampingnya. Pintu masuk elektronik mrnuju peron, mengingatkanku saat memasuki stasiun-stasiun di kota Tokyo, Singapore, dan Kuala Lumpur. Memang belum semodern mereka, tapi masih bisa dimaklumi, karena memang masih baru menggeliat. Dan selama jajaran PT KAI tetap terus mempelajari teknologi perkeretaan saya yakin beberapa tahun ke depan Stasiun Bogor ini bisa sekelas dengan stasiun di kota-kota luar negeri. Apalagi dapat bocoran dari Pak John, Kepala DAOP 1 PT KAI bahwa tidak lama lagi akan di bangun apartemen yang terintegrasi dengan stasiun di kawasan Stasiun Bogor kerjasama antara PT KAI dengan Perumnas. Untuk para calon investor, sepertinya boleh juga jadi bahan pertimbangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sky World Taman Among Putro @ TMII

Mie Goreng Sambal Matah Kasih Sayang

The Miracle of North Maluku Sea